“Kemenangan ini berkat dukungan dari warga. Ya Alhamdulillah bisa menang,” ujar Mujiadi.
Meski telah terpilih dan dilantik sebagai kepala desa, Mujiadi mengaku pengetahuannya mengenai birokrasi masih sangat terbatas.
Tak hanya itu, Mujiadi juga masih kerap demam panggung dan bingung sendiri saat diminta memberikan pidato maupun sambutan.
“Saya jujur masih belum banyak tahu tentang birokrasinya bagaimana. Belum lagi saya masih demam panggung saat diminta pidato,” paparnya.
Muji bercerita saat diminta menyampaikan visi misi saat pencalonan kepala desa, oleh warganya Mujiadi diminta menjelaskan langsung apa yang sudah dilakukan membantu warga.
“Saat itu tiba-tiba warga langsung berteriak meminta saya cerita pengalaman saat jadi penggali kubur dan buruh, saya bingung mau pidato apa. Warga bilang ayo pak Ji ceritakan ketika sampaen menggali kubur dan jadi buruh,” kata Mujiadi menirukan perkataan warganya, sambil tersenyum.
Saat perhitungan suara di Pilkades Pagerwojo, hasilnya pun mengejutkan.
Mujiadi memperoleh 1.284 suara mengungguli dua calon lainnya, hal ini di luar dugaan Mujiadi sendiri dan warganya.
“Saya sendiri juga masih tidak menyangka, kaget kok bisa menang,” ucap Mujiadi.
Seorang warga Desa Pagerwojo, Dwi Hari, menuturkan banyak warga yang terkejut Mujiadi berhasil menang atas dua calon lainnya.
“Saat Pak Muji dinyatakan menang kami juga sempat kaget karena saat maju Pilkades Pak Muji tidak pakai uang untuk mencari dukungan,” ungkap Dwi Hari warga Pagerwojo.
Kini Mujiadi telah bersiap melayani masyarakat bukan lagi sebagai tukang gali kubur, namun sebagai kepala desa.
“Ya intinya sekarang bagaimana bisa memberikan manfaat positif dan membantu melayani warga,” pungkasnya.