Steven, warga Merauke, Papua, yang menjadi korban kekerasan dua oknum Polisi Militer TNI Angkatan Udara, mendapatkan hadiah berupa televisi dan uang tunai.
Hadiah televisi kepada Steven diberikan oleh Ketua Persatuan Sepakbola Indonesia Merauke (Persimer Merauke) Charles Gomar. Ia mengaku bersimpati atas peristiwa yang menimpa Steven dan ingin membantu menghilangkan trauma.
“Saya berfikir memberikan suatu hal yang bisa berdampak mengurangi traumanya, maka saya memberikan dia sebuah hadiah,” kata Charles saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (30/7) siang.
Menurut Charles, sebagai difabel bisu, Steven akan lebih bisa banyak belajar dari media visual. Selain itu, Charles memberikan bantuan sejumlah uang kepada Steven.
Pertimbangan memberikan uang untuk membantu Steven di masa pandemi dan PPKM.
Charles memberikan paket bantuan itu pada Rabu (27/7) siang, beberapa saat setelah Steven pulang dari rumah sakit dengan diantar oleh anggota TNI AU. Charles lantas meminta koleganya di TNI AU agar mengantar Steven ke kantornya dan memberikan hadiah itu.
Menurutnya, saat itu masih terdapat beberapa perban di tubuh Steven, termasuk dahi.
“Di dahinya sebelah kiri ada lecet sedikit. Itu yang kemudian diperban,” tutur Charles.
Lebih lanjut, Charles mengatakan banyak masyarakat yang tidak sepakat dengan tindakannya memberi hadiah itu. Mereka mempersoalkan kondisi Steven yang saat itu disebut-sebut sedang mabuk.
“Istilahnya ada yang bully lah, orang mabuk dikasih hadiah. Saya sampaikan saya bukan memberi hadiah itu kepada orang mabuk, tapi saya memberikan hadiah itu sebagai tanda berdamainya saya dengan mereka,” ujar Charles.
Charles juga menekankan bahwa Steven merupakan orang asli Papua (OAP) yang kesulitan mencari makan.
“Di OAP saja dia harus cari makan di tempatnya sendiri, bahkan membuat onar baru dia bisa dapat makan. Makanya saya memberikan itu,” kata Charles.
Diketahui, Steven diinjak kepalanya oleh oknum prajurit TNI AU di Merauke, awal pekan ini. Rekaman videonya viral di media sosial.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto langsung mengambil tindakan mencopot Danlanud dan Dansatpom Papua. Keduanya dianggap tak mampu mengatur dua anak buahnya.
Sementara dua oknum prajurit TNI AU yang terlibat kekerasan, Serda A dan Prada V, kini menyandang status tersangka tindak kekerasan dan ditahan. TNI AU juga sudah minta maaf atas kejadian itu.
Artikel Sumber