Hamil Duluan, 2 Artis Ini Menolak Menikah dengan Mantan Pacar

Hamil Duluan, 2 Artis Ini Menolak Menikah dengan Mantan Pacar

Hamil Duluann, 2 Artis Ini Menolak Menikah dengan Mantan Pacar

Daftar 2 Artis Hamil di Luar Nikah, Tapi menolak Menikah dengan Bapak Si Bayi

Sejumlah artis di Tanah Air pernah mengalami insiden hamil duluan atau hamil di luar nikah. Ada yang mengakhirinya dengan pernikahan, namun ada juga yang memilih tak menikah dengan pacar yang menghamilinya.

Mengutip Suara.com, berikut 2 (dua) artis Indonesia yang menolak menikah dengan mantan pacar, walaupun telah dihamilinya.

1. Irene Agustine

Disc Jockey (DJ) Irene Agustine sempat menceritakan pengalaman pahit karena harus membesarkan anak pertamanya seorang diri. Hal tersebut karena Irene memilih untuk tidak menikah dengan mantan pacar yang menghamilinya karena menganut agama yang berbeda.

Irene tak mau jika ia meninggalkan Islam sesuai dengan permintaan sang mantan hanya demi pernikahan. Irene mengaku salah telah pacaran tanpa batas.

Ibu dua anak itu menyadari bahwa menikah beda agama pun dilarang dalam Islam. Kini, Irene sudah menikah dengan YouTuber Bimo.

“Gue hamil, jalan satu-satunya gue menikah adalah gue harus pindah agama, terus enggak mungkin gue pindah agama karena memang dari kecil itu adalah pedoman hidup gue. Walaupun gedenya gue jadi rusak begini, tapi gue tahu apa yang gue lakuin ini salah, seandainya gue nikah beda agama itu dosa besar juga, dilarang dalam agama, tapi setidaknya gue enggak murtad,” ungkap Irene Agustine dalam kanal YouTube-nya.

BACA JUGA:   Suami Rina Nose dan Agamanya

2. Sheila Marcia

Hubungan Sheila Marcia dan Anji sempat menjadi sorotan publik. Hal itu setelah Sheila berbadan dua dan Anji disebut sebagai ayah dari anak yang dikandung artis asal Malang tersebut.

“Saat itu usia kehamilan Sheila sudah dua bulan Sheila bilang, ‘Aku hamil dan ini anak kamu’. Dia (Sheila) bilang, ‘Aku enggak maksa kamu untuk tanggung, yang penting aku sudah ngasih tahu kamu kalau ini anak kamu aku akan merasa bersalah jika enggak ngasih tahu kalau dia anak kamu’,” kata Anji.

Meski tak menikah, keduanya masih menjalin hubungan baik demi anak mereka. Kini, Sheila semakin religius setelah menikah dengan Dimas Akira. Sementara Anji menikah dengan Wina Natalia.

“Aku tidak memungkiri hubunganku dengan Anji ya tidak ada renggang, ada deket, ada salah paham, ada juga yang ngompor-ngompirin. Tapi aku berharap untuk selamanya kedepannya kita ya untuk di anak ini. Jadi kayak kita lebih okelah,” ucap Sheila.

Seiring perkembangan fisik dan psikologis, anak usia sekolah akan melalui usia pubertas dan mulai melirik lawan jenis. Orangtua sebagai sekolah pertama dan panutan atau role model bagi anak, dinilai perlu menjadi benteng pertama agar anak jauh dari pergaulan bebas selama masa pubertas.

BACA JUGA:   Kapolsek Gelar Resepsi Pernikahan Mewah di Tengah Pandemi Covid-19

Pergaulan bebas yang dimaksud ialah pergaulan yang tidak menerapkan norma-norma yang dianut oleh keluarga, masyarakat, mapun negara. Pergaulan bebas umumnya ditandai dengan hubungan seks bebas yang mewajarkan berganti-ganti pasanga seksual, hubungan seks di luar nikah, serta perilaku menyimpang seksual.

Berikut bentuk pendidikan dari orangtua agar anak terhindar dari pergaulan bebas melansir laman resmi Sahabat Keluarga Kemendikbud.

1. Fondasi agama Membekali fondasi agama adalah bekal utama dari orangtua agar anak terhidar dari ajakan pergaulan bebas.

“Iman dan takwa menjadi bekal utama bagi anak menghadapi dampak negatif era teknologi informasi. Salah satunya makin masifnya pergaulan bebas,” Anggota Asosiasi Dosen Peneliti Ilmu Keislaman Sosial Nasional sekaligus konsultan parenting dan pemerhati pendidikan Hardita Amalia dalam sebuah artikel di laman Sahabat Keluarga Kemendikbud.

2. Sinergi pengasuhan Sinergi pengasuhan memiliki arti adanya kesamaan pola didik yang diberikan oleh ayah maupun ibu. Sehingga mampu menjadi orangtua yang utuh bagi anak. Selanjutnya, orangtua perlu menjadi sahabat anak, mampu memahami psikologi anak, dan bersikap bijak terhadap anak.

Sehingga menjadikan anak memahami bahwa ayah dan ibunya adalah tempat terbaik bagi mereka untuk berbagi dan meminta solusi. Dengan sinergi, diharapkan akan memunculkan bonding kuat antara ayah, ibu dengan anak dan menjadi benteng agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas.

BACA JUGA:   Akhirnya Jenazah Eril Ditemukan di Bendungan Engehalde

3. Memilih pergaulan dan sekolah Bila anak masih dalam tahapan masa bermain yakni usia balita, maka orangtua perlu melakukan pengawasan intensif atas pergaulan anak dengan teman sebaya, memilihkan lingkungan terbaik, termasuk pilih sekolah yang baik.

Bagi anak yang telah menginjak remaja, orangtua bisa bersinergi dengan guru dan sekolah untuk berperan aktif dalam memantau pergaulan anak. Sehingga pilihlah sekolah yang juga peduli terhadap anak didiknya.

4. Edukasi sejak dini Berikan anak edukasi tentang pergaulan bebas dan dampak buruknya. Menyampaikan bahwa perilaku tersebut bisa merusak masa depan anak termasuk menyebabkan rusaknya kesehatan dan terjangkiti HIV/AIDS.

Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Jadikan sesi ini menjadi obrolan nyaman, sehingga anak tak merasa diancam atau dituntut, yang akhirnya membuat mereka enggan bercerita kelak.

5. Menyeleksi tontonan dan bacaan Orangtua perlu menyeleksi tayangan-tayangan serta bacaan yang mendukung pergaulan bebas. “Banyak fakta yang terjadi dengan anak mengakses gawai pada akhirnya mampu mengakses beragam informasi dan banyak sekali tayangan yang seronok,” kata Hardita.

Hardita menyarankan, ketimbang bermain gadget, maksimalkan masa golden age anak dengan membuat hubungan emosi yang kuat antara anak dan orangtua melalui pembelajaran fun learning atau aktivitas kegiatan edukatif.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *