Mengenal Istilah Video dan Format Frame Rate Exposure
Saya kadang prihatin, lihat postingan fotografer yang menjual kamera, drone seken tapi baru pakai beberapa hari minggu?
Karena alasan butuh duit, tidak terpakai atau ‘Salah’ Beli?!
Karena itu perlu persiapan matang, baik keuangan atau mental untuk terjun di dunia foto videografi, walau cuma untuk vlog!
Tahu sendiri ‘kan banyak selebgram dadakan atau artis youtubers yang sekarang hilir mudik menghiasi news feed sosial media Anda?
Ya, itulah mengapa beberapa kali bahasan artikel kita menyoroti tentang Vlog. Mulai dari kamera yang digunakan, hingga aksesoris lengkap untuk menunjang
produksi Vlog Anda.
Memang sih, Vlog merupakan cara baru yang lagi viral dalam membangun sebuah personal branding dengan tujuan bisnis. Tapi, tak hanya itulo..
bahkan sebelumnya videografi telah dimanfaatkan sebagai ladang rejeki.
Contohnya, yakni dengan menjadi pelaku sinematografi atau dokumentasi acara. Ya, itu masih tentang dunia videografi.
Dan perlu diingat, masing-masing tujuan video Anda membutuhkan spec kamera yang berbeda-beda.
Jadi setelah membaca artikel ini, Anda tak perlu menanyakan lagi beberapa hal tentang ini:
“Kak, kamera apa yang cocok untuk nge-Vlog?”
“Kamera apa yang bagus untuk produksi film pendek ya kak?”
“Tolong infonya gan, kamera mana yang baik untuk dokumentasi acara?”
Karena begitu selesei membaca blog ini, maka Anda akan mengetahui berbagai macam fitur kamera digital yang dapat Anda sesuaikan dengan
kebutuhan. Let’s start…
Video Resolution
Jika Anda memang serius untuk mendalami videografi atau ingin mencari kamera apakah yang sesuai untuk Anda, maka yang harus diperhatikan
adalah seberapa besar resolusi yang ditawarkan oleh kamera Anda! Tentunya Anda pasti familiar ‘kan dengan istilah semacam 480p, 720p,
1080p, bahkan hingga 2160p atau yang lebih beken dengan sebutan 4K?
Santai, jangankan Anda yang baru dalam hal videografi, bahkan orang yang telah lama malang melintang dalam hal ginian aja mungkin masih
banyak yang belum mengetahuinya.
Yang mereka tahu adalah patokan tentang “semakin besar angka, maka kualitas video akan semakin bagus!”
Memang benar, sayangnya tak sesederhana itu. Masih ada hal lain yang perlu Anda ketahui.
Angka 480p, 720p, 1080p merupakan sebuah resolusi, lebih lengkapnya merupakan resolusi video yang akrabnya disebut height/ tinggi. Huruf p
adalah singkatan dari progressive scan, yaitu non-interlaced.
Angka 480 menunjukkan resolusi vertikal, itu berarti 480 piksel baris vertikal pemindaian tinggi. Sedangkan untuk resolusi horizontal, biasanya menggunakan rasio 4:3 atau 16:9.
Jadi misal, jika 480p merupakan resolusi vertikal maka seandainya menggunakan rasio 4:3 menjadi 640 pixel (480 × 4⁄3 = 640).
Sebaliknya jika 480p menggunakan rasio 16:9 menjadi 854 pixel (480 × 16⁄9 = 853.333…).
Itulah mengapa orang-orang menyebutnya dengan resolusi 480 × 480p atau 854 x 480p.
Sedangkan, video 720p memiliki resolusi horizontal 1.280 pixel.
Inilah yang membuat video pada resolusi ini lebih tajam dua kali dibandingkan dengan video 480p.
Coba lihat perbedaan gambar besarnya resolusi di bawah ini:
360p
Ini merupakan sebuah resolusi standar pada video. Mayoritas YouTube ditampilkan dalam resolusi ini. Juga, biasanya resolusi 360p ini
digunakan pada perangkat mobile, hal ini dikarenakan mobile jarang memiliki cukup kualitas pixel atau memori untuk mendukung video HD.
480p
ini adalah sebuah resolusi yang umumnya dikenal sebagai “kualitas DVD”. Sebuah video 480p akan bermain ciamik di laptop dan desktop monitor
Anda. Meskipun belum HD, namun pada resolusi ini sudah cukup baik jika dilihat pada TV flatscreen.
720p
Benar sekali, high-definition dimulai pada 720p. Ini merupakan resolusi gambar di mana sebagian besar saluran televisi HD digunakan. HD 720p ini
menunjukkan kualitas video yang renyah dan tajam.
1080p
Istilah 1080p merupakan istilah singkat untuk HDTV High-Definition Video.
Berdasarkan pengertiannya, Full HD 1080p mempunyai aspek rasio 16:9 wides screen. Itu artinya video ditampilkan dalam resolusi 1920 x 1080p.
4K
4K merupakan kamera dengan resolusi Ultra HD dengan kualitas cinema. Ini merupakan sebuah generasi barus setelah HDTV. 4K berarti 4000 pixel ukuran layar width atau horizontal.
4K sendiri merupakan sebuah gambaran yang menampilkan 8 juta piksel aktif, dengan batas resolusi minimal lebih rendah pada 3840×2160 .
Ada beberapa jenis 4K, mulai dari resolusi 3840 x 2160; 4096 x 3112 , tapi resolusi 3840 x 2160 adalah jumlah paling konsisten yang banyak dilihat dan menjadi resolusi paling standar dari produk UHD / 4K HDTV dan monitor.
Image Sensor
Jika Anda melihat spesifikasi pada kamera, mungkin Anda akan mendapati sebuah kamera akan menggunakan sebuah image sensor. Yang kita ketahui, image sensor yang umumnya dipakai adalah CMOS, tapi ternyata ada juga jenis sensor pendahulunya yakni CCD.
Penting untuk diketahui bahwa antara CCD atau CMOS memberikan hasil foto yang sama baiknya. Perbedaannya hanya terletak pada teknologinya. Baik itu sensor CCD (Charge-Coupled Device) maupun CMOS (Complimentary Metal-Oxide Semiconductor) keduanya mempunyai fungsi mengubah cahaya menjadi elektron.
Karena proses pembuatannya berbeda, maka juga terdapat perbedaan mendasar pada kedua jenis sensor ini. Misalnya seperti sensor CCD lebih banyak digunakan pada kamera yang fokus gambar yang high-quality dengan pixel besar dan sensitivitas yang baik. Sedangkan pada sensor CMOS lebih memiliki kualitas yang rendah, karena resolusi dan sensitivitas cahaya
lebih rendah.
Memang, kebanyakan kamera digital saat ini banyak yang menggunakan sensor CMOS. Hal ini dikarenakan biaya produksi yang lebih murah.
Meskipun begitu, sensor CMOS ini sudah semakin baik dari segi kualitas hasil gambar. Jadi, ini tergantung Anda mau lebih memilih sensor yang
mana.
Zoom Lens
Selanjutnya spec yang perlu Anda perhatikan adalah zoom lens. Ini sangat penting, karena memungkinkan Anda untuk memperbesar objek lebih jauh lagi. Sayangnya tak semua zoom dibuat sama.
Anda perelu mencari optical zoom, bukannya digital zoom. Lhoh.. emang beda? Lalu apa perbedaannya?
Optical Zoom atau yang lebih beken disebut true zoom bia sanya terdapat pada kamera yang menggunakan lensa. Tujuannya, yakni untuk
membuat benda tampak lebih dekat atau lebih jauh dengan hasil kualitas yang sama.
Sehingga, gambar tersebut akan mempunyai resolusi yang sama dibandingkan gambar tanpa zoom. Tiap lensa mempunyai tingkat pembesaran
berbeda. Misalnya mulai dari pembesaran 2x, 4x, 8x dan seterusnya.
Hal ini sangat berbeda dengan cara kerja digital zoom yang tidak membuat gambar tampak lebih dekat, hal ini dikarenakan optik tak mengalami perubahan.
Sebenarnya, ini sama saja seperti saat Anda membesarkan sebuah gambar di komputer. Itu artinya, objek pada gambar tak bertambah, melainkan hanya bertambah besar.
Itu artinya, kualitas gambarnya pun juga mengalami penurunan.
Image Stabilization
Spec selanjutnya yang perlu Anda perhatikan dalam memilih kamera adalah dengan memperhatikan teknologi image stabilization.
Seperti yang kita ketahui, image stabilization bertujuan untuk mengurangi blur pada video akibat tangan yang bergetar ataupun gerakkan tubuh.
Tentunya fitur ini sangat penting dan harus ada pada semua kamera yang digunakan untuk merekam video, khususnya kamera yang memiliki lensa
optical zoom.
Itu karena, saat lensa diperbesar ke pembesaran maksimal, maka hal itu akan sangat sensitif, bahkan terhadap gerakan yang sangat kecil sekalipun bisa ngefek banyak.
Itulah mengapa image stabilization menjadi hal yang sangat penting.
Media Format
Jika dalam mengambil gambar pada kamera digital hanya menggunakan satu format file tunggal (JPEG), maka berbeda dengan kamera video yang memiliki format file yang berbeda-beda.
Lalu, sebenarnya untuk apa pentingnya mengetahui format file seperti ini?
Tentunya dengan mengetahui format file video, maka Anda dapat dengan mudah melakukan editing ataupun ketika melihatnya di dekstop.
Ada banyak format file video yang tersedia, misalnya seperti DV & HDV, MPEG-2, MPEG-4/H.264, dan AVCHD.
Bit Rates
Seperti yang kita tahu, digital camcorder mampu mengubah gambar bergerak menjadi sebuah data digital (video).
Data yang berupa video itulah yang dinamakan bit dan disimpan ke media seperti memory.
Jumlah data yang tercatat dan tersimpan setiap detik itulah yang dinamakan bit rate. Digunakan untuk menggambarkan jumlah data yang diolah dalam jumlah waktu tertentu. Tergantung dari konteksnya, pengukuran umum dari bitrate biasanya menggunakan istilah kilobyte per second (kbps) dan Megabyte per second (Mbps).
Semakin tinggi data bitrates yang Anda rekam, maka semakin baik pula kualitas video Anda.
Lalu apa pentingnya mengetahui ini? Tentu penting, dengan mengontrol laju bit tidak hanya akan menentukan kualitas video yang Anda rekam, melainkan juga berapa lama Anda dapat merekam sebelum akhirnya Anda kehabisan memori.
Banyak HD camcorder mempromosikan dirinya sebagai “Full HD” dan menawarkan resolusi 1920 x 1080. Namun, tidak semua Full HD camcorder mampu berada di maksimum bit-rate yang sama.
Misalnya begini, camcorder A mampu mencatat 1920 x 1080 video pada 15Mbps, sedangkan camcorder B mencatat 1920 x 1080 video pada 24Mbps. Keduanya memiliki resolusi video yang sama, tetapi Camcorder B lebih memiliki bit rate yang lebih tinggi dan mampu menghasilkan video berkualitas tinggi.
Frame Rates
Ketika Anda hunting mencari spec camcorder atau kamera digital terbaik, Anda juga pasti menemui yang namanya Frame per Second (fps).
Seperti namanya, sebuah fps mengacu pada berapa banyak kamera mampu menangkap frame per detiknya.
Umumnya, semua kamera saat ini mampu mencapai minimum fps untuk tayangan video mulus yaitu 25 fps (PAL) atau 30 fps (NTSC). Bahkan, beberapa model camcorder menawarkan ‘mode 24p’ untuk menyamai kualitas video sekelas film.
Banyak camcorder juga menawarkan kemampuan dengan frame rates lebih cepat lagi, bahkan hingga 60fps. Hal ini sangat cocok digunakan untuk merekam momen sport atau apapun yang melibatkan gerakkan yang cepat.
Jika Anda mampu merekam di 120fps, maka Anda bisa mendapatkan video slowmotion juga.
Intinya adalah, semakin tinggi frame per second dalam sebuah kamera, maka video yang dihasilkan pun juga lebih smooth.
Eksposure
Salah satu kontrol yang paling umum pada kamera adalah eksposure.
Bahkan kamera dengan fitur yang sangat dasar sekalipun memungkinkan penggunanya untuk dapat mengontrol eksposur.
Kontrol eksposur ini bertujuan untuk memastikan seberapa banyak cahaya yang masuk ke kamera Anda. Kontrol eksposur pada dasarnya memungkinkan Anda untuk dengan cepat mengatur terang atau gelap pada video Anda.
Jika ditanya ini penting, maka sangat penting!
Mengontrol jumlah cahaya yang masuk merupakan hal yang paling utama yang nantinya berpengaruh pada kualitas video. Terlalu banyak cahaya yang masuk menyebabkan video Anda terlihat over dan membuat kualitas video terlihat pecah. Sebaliknya, jika kurang cahaya akan membuatnya lebih gelap dan hasil video yang kurang jelas.
Nah, hal di atas adalah beberapa hal penting yang harus Anda pertimbangkan sebelum Anda membeli sebuah camcorder. Selain hal-hal di atas, yang penting selanjutnya dalam memilih camcorder adalah sesuaikan dengan budget And.