Tahapan Dalam Menuntut Ilmu

Tahapan Dalam Menuntut Ilmu Ada Tiga Tingkatannya

MENUNTUT ILMU ADA TIGA TINGKATAN NYA

TINGKATAN PERTAMA:

Adalah mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, dia merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tidak mau menerima nasihat orang lain kerana dia telah merasa lebih tinggi.
Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasihat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah.

Terkadang dia mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada dia yang berpendidikan tinggi, namun dia tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Dan hanya nafsu saja yang diutamakan.

TINGKATAN KEDUA:

Adalah tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena peribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi.
Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dan dia tidak mudah merendahkan orang lain.

BACA JUGA:   Tukang Kayu Ngaku Jadi Polisi, 1 Bidan dan 5 Janda Dihamili. Pelaku Dipaksa Menyerahkan diri

Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah dicintai Allah SWT.

TINGKATAN KETIGA:

Sedangkan yang terakhir adalah yang teristimewa. Dia yang selalu merasa dirinya tetap tidak mengetahui apa-apa meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dadanya. Kerana dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya.

Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu-Nya yang terlalu maha luasnya.
Semoga bermanfaat…

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *