Cara Menjadi Kameramen dan Editor yang Baik dan Benar
Sudah lebih 10 tahun jadi cameramen video dan juga editor video di sebuah studio di kota kecil di Sumatera.
Biasanya yang projek video yang digarap adalah cuma sekedar video dokumentasi dan acara resepsi. Kadang ada jarang-jarang liputan acara seremonial, video klip musik, juga ada beberapa film indie bergenre film anak-anak.
Berikut ada beberapa tips dan cara menjadi kameramen yang bisa disimak semoga bermanfaat dan menambah inspirasi teman-teman yang baru mau jadi kameramen atau mereka yang berminat menjadi youtuber :
1. Kenali kamera anda
Tiap kamera atau camcorder, punya sifat yang berbeda. Kamera jadul seperti Panasonic M3000 atau M3500 misalnya, harus sering di-adjust white balance-nya.
Jika tidak, bisa-bisa gambar nantinya cuma punya warna hitam, putih, abu-abu, kuning dan biru. Kadang mau juga gambar hanya punya warna hitam, putih, abu-abu, merah muda dan hijau.
Pada kamera JVC bermedia penyimpan data mini DV, efek bloom (default setting) sering membuat gambar lebih berwarna dari pada aslinya.
Sedangkan pada MD10000, AWB (Automatic White Balance)-nya sering stag pada warna biru saat mula dipakai.
Cara mengatasinya : masuk ke mode manual, lalu set white balance-nya ke mode lampu pijar, lalu arahkan kamera ke benda yang berwarna merah atau kuning. Bila sudah normal, kembalikan setting ke AWB.
Adapun pada kamera Sony yang canggih dengan penyimpan data hard disc atau MMC, hati-hati pada objek yang kurang cahaya.
Gambar bisa berpasir (raster) dan warna akan pudar kehitaman. Jangan lupa waspadai juga cuaca dan suhu udara.
Bila suhu terlalu dingin, MD10000 akan menghasilkan gambar yang berdenyut, sedangkan kamera Sony tadi, akan protect sehingga kamera tak dapat digunakan beberapa saat.
On-kan kamera lalu bawa ke ruang yang lebih hangat. Jika memakai handycam, dekapkan alat perekam ini ke perut anda. Jika menggunakan kamera berpenyimpan data VHS, VHS mini, Mini DV atau DVD, selalu periksa hasil syuting lima menit pertama.
Anda boleh ambil gambar acak sebelum adegan dimulai.
Biasanya head atau drum atau pun lens writer-nya belum bekerja sempurna pada lima menit pertama, disebabkan adanya semacam selaput embun yang menutupi permukaannya.
Jika menggunakan kamera bermedia penyimpan HD atau MMC, on-kan dulu satu menit, baru operasikan kamera.
Jika anda on langsung take, maka biasanya gambar awal akan kurang fokus karena auto focus lens-nya masih belum melakukan penyesuaian.
Jangan lupa untuk memeriksa kaca depan lensa, bersihkan dengan tissu lembut non perfumed jika ada kotoran atau selaput embun.
Bersihkan dengan lembut agar aura biru penapis cahaya pada lensa itu tidak cepat aus. Bila anda benar-benar pemula, gunakan saja full auto setting.
Tapi usahakan jangan mengambil gambar yang back light (sumber cahaya ada di belakang objek). Jika terpaksa mengambil gambar backlight, maka pindah ke mode manual dan stel pencahayaan hingga objek terlihat jelas, meskipun latar menjadi putih.
Jika posisi sudah begini, usahakan agar mengambil gambar secara close up saja, jangan zoom out.
Pada kamera ber-mini DV, anda boleh pakai setting SP atau LP. Hanya saja, jangan gunakan kaset bekas jika kaset anda adalah merk Panasonic buatan Cina yang harganya Rp 16.000/pcs.
Tapi jika pakai kaset merk Panasonic atau merk Sony yang original, yang harganya Rp 26.000/pcs, maka kaset bisa dipakai ulang/ditimpa maksimal 2 kali.
Kaset mini DV merk Panasonic maupun Sony yang asli, tandanya ia pakai baut logam, sedang yang palsu ia pakai baut (imitasi) plastik.
Dengan kaset mini DV ini, satu jam durasi akan membangun data rerata sebesar 11 GB pada setting LP, dan 15 GB pada setting SP. Pada kamera ber HD atau MMC, setting kualitas gambar wajib pada kualitas HQ.
Dengan kamera ini, satu jam durasi hanya membangun data rerata sebesar 4,2 GB (pada setting kualitas HQ). Sedang pada setting SP, data terkumpul hanya sekira 3,4 GB.
Ini sudah dibawah kualitas gambar DVD normal (8000 bit rate, 4,5 GB/jam durasi).10 Tips Teknik Dasar sebagai Kameramen
10 Tips Teknik Dasar sebagai Kameramen
Teknologi broadcasting televisi nampaknya akan terus berkembang, era digital telah merubah segalanya.
Dengan kemajuan teknologi kini memungkinkan hampir semua kamera memiliki kontrol otomatis, maka siapapun yang menggunakan kamera video akan sangat mudah untuk mengoperasikannya.
Jadi mengapa seorang calon kameraman harus memiliki pengetahuan tehnik kamera ? entah mulai dari hal-hal terkecil yang mungkin tidak penting tapi angat fatal apabila tidak mengikuti konsepan. Mengapa kita harus mempelajari teknik kamera dasar ? karena kualitas gambar, artistik serta kordinasi antara editor harus sepaham.
Bagi kalian semua yang ingin menjadi seorang kameramen profesional disini saya akan berbagi dan memberikan 10 tips mengenai teknik kamera dasar bila sedang terjun liputan ke lapangan.
Dalam sebuah tayangan pemberitiaan lewat televisi, kualitas video lah yang akan menjadi kekuatan utama dalam memberikan tayangan berita bagi para pemirsanya.
Tidak sembarangan dan tidak mudah untuk menjadi seorang kameramen