Viral, Kisah Satu Keluarga yang Terpapar Covid-19, Ayah dan Ibu Meninggal Selang 30 Menit Halaman

VIRAL Kisah Pilu Anak Semata Wayang yang Kehilangan Orang Tua dalam Sehari Karena Covid-19

VIRAL Kisah Pilu Anak Semata Wayang yang Kehilangan Orang Tua dalam Sehari Akibat Covid-19

Cerita pilu seorang anak semata wayang yang kehilangan orang tuanya akibat Covid-19 dalam sehari, viral di Twitter.

Cerita tersebut pertama kali diunggah oleh akun Twitter @wedawis pada Minggu (17/1/2021) lalu.

Dalam cuitannya, akun @wedawis membagikan cerita dari seorang dokter yang bertugas di ruang isolasi RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.

Cerita bermula dari dokter yang bertugas di ruang isolasi diminta untuk menghubungi keluarga satu di antara pasien Covid-19.

Hal itu lantaran pasien Covid-19 tersebut dinyatakan meninggal dunia.

Dokter tersebut pun akhirnya menghubungi tiga nomor yang tertera dari keluarga pasien tersebut.

Saat menghubungi nomor istrinya, rupanya nomor tersebut dapat tersambung, tapi tidak kunjung dijawab.

Sang dokter pun sampai menanyakan nomor lain yang bisa dihubungi di ruang pendaftaran IGD.

Kemudian, ia akhirnya berhasil menghubungi nomor yang tercatat di IGD dan ternyata yang mengangkat adalah anak pasien tersebut.

Saat menerima telepon, rupanya suara anak pasien Covid-19 yang meninggal itu terdengar terisak.

Sang dokter pun sempat dibuat bingung, karena kabar duka belum disampaikan, tetapi anak tersebut sudah menangis.

BACA JUGA:   Bisa Dapat Rp15 Juta Sehari, Usaha Kaki Lima Pria Ini sampai Dikira Pakai Dukun!

Rupanya, anak itu menangis karena ibunya baru saja meninggal terkena Covid-19.

Sang anak yang juga terkonfirmasi positif Covid-19 ini terpaksa pergi ke rumah sakit untuk mengurus jenazah karena ia tak memiliki keluarga lain.

“Saya anak satu-satunya, gak ada keluarga lain di rumah. Saya harusnya isoman dok karena saya juga positif.

Tapi tadi siang mama saya meninggal di ruang isolasi jadi saya terpaksa ke RS dok, harus saya yang mengurus mama saya,” kata anak pasien tersebut.

Mendengar hal itu, sang dokter pun sempat tidak tega menyampaikan kabar duka lagi.

Namun karena situasinya juga darurat, ia pun harus melakukannya.

“Mbak mohon maaf kami sampaikan bahwa karena menunggu antrian ventilator yg berhari hari, kondisi Bapak semakin memburuk.

Dan sore ini Bapak telah dinyatakan meninggal… mohon maaf ya mbak,” kata sang dokter mengabarkan.

Setelah kabar duka itu disampaikan, isak tangis anak semata wayang itu pun pecah.

Dia mengaku tahu kondisi ayahnya tidak baik-baik saja karena kekurangan ventilator.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *