Tehnik Syuting Acara Pesta Pernikahan secara Profesional
Di sini kami tuliskan tahapan-tahapan syuting acara pesta, khususnya bagi pemula yang masih awam soal ini.
Penulis sendiri telah berkecimpung di bidang ini selama lebih dari lima
tahun, dan berniat berbagi pengalaman dengan para peminat.
Tahapan-tahapan itu adalah sebagai berikut :
1. Persiapan.
Siapkan alat yang diperlukan, seperti kamera syuting, tripot, kabel,
lampu sorot, charger, batere cadangan, bola lampu cadangan, kaset ( bila
pakai kamera dengan media penyimpan data berupa VHS/ HI 8 atau Mini DV
), disk DVD ( bila pakai DVD camcorder), pembersih lensa, kaset
pembersih head, dan lainnya yang dianggap perlu. Kemas semua peralatan
dalam tas yang tahan air dan lindungi dari benturan/hentakan saat anda
dalam perjalanan.

2. Kamera Syuting.
Kenali kamera anda. Ajak seorang teman dan syuting ia di tempat
yang berbeda tingkat kegelapannya, misalnya di bawah terik matahari, di
bayang-bayang pohon, di dalam ruangan bercahaya cukup, di tempat yang
agak gelap dan di bawah teratak/tenda ketika matahari terik, dan ambil
video dari berbagai sudut.
Jangan percaya begitu saja pada layar monitor kamera anda, karenanya,
masukkan ke Ulead Video Editor dulu, lalu lihat hasilnya. Beberapa
kamera layar monitornya (dalam setelan default), lebih terang dari hasil
editing, sehingga hasil menjadi gelap. Karena itu, setelan paparan (
exposure ) set ke manual, dan set lah terlebih dahulu setiap akan
syuting satu scene. Setelan auto exposure, atau lilin ( candle), kurang
dapat dipercaya.
Untuk kamera Panasonic MD 10000, layarnya dapat dipercaya, tetapi
Sony handycam Hard Disc, hasil jauh lebih gelap daripada pantauan di
layar. Sedangkan pada kamera Panasonic HI 8, latar syuting biasanya akan
menjadi gelap dan blur, sehingga setting yang terbaik harus diterapkan
sebelum mengambil rekaman video. Adapun handycam JVC yang Mini DV,
hati-hati saat mensyut objek yang berwarna mencolok, karena default
setting kamera ini adalah vivid. Tetapi akan sangat indah bila merekam
video tumbuhan atau bunga. Kebalikannya adalah Sony handycam Mini DV,
yang pada default settingnya cenderung meredam warna. Kamera ini juga
tidak bisa merekam objek yang kurang cahaya, karena nanti hasilnya akan
blur dan kasar serta berbintik-bintik ( noise). Selain itu, hati-hati
bila terpaksa harus mengambil video saat objek membelakangi matahari
(back light).
Objek akan terlihat gelap sementara latar sudah terlalu
terang. Karenanya, objek begini wajib disyuting pakai lampu sorot,
walaupun pada siang hari.
Tips : jika kamera anda pakai VHS, HI 8 atau mini DV, play kan dulu
2 menit kaset kosong itu sebelum anda mulai syuting. Lalu balikkan (
reverse ) kembali. Gunanya untuk “memanaskan” kepala (head/drum), sebab
bila tidak, biasanya video akan cacat pada awalnya. Begitu pula saat
cuaca dingin atau lembab, lakukan hal serupa bila kamera sudah off lebih
dari 2 jam. Bila anda pakai kamera hard disc, hati-hati dengan
kelebihan buffer. Jangan pernah menyimpan hasil syuting di kamera,
kemudian kamera dibawa syuting acara lain. Sebab, bila kamera kelebihan
buffer, ia stag ( macet total ) dan minta format ulang, Bila diformat
ulang, semua data akan hilang. Saya sarankan anda untuk memformat ulang
kamera hard disc setiap 20 jam syuting, untuk mencegah ia kelebihan
buffer saat kita sedang syuting. Memformat ulang kamera syuting hard
disc adalah dengan menekan tombol yang terlindung dengan mata pulpen.
Letak tombol biasanya di depan layar saat layar dalam posisi tertutup.
(baca buku petunjuk).
Tips lain : jangan pernah capture ke komputer hasil rekaman dengan
kamera MD 10000, tetapi pakailah handycam. Head kamera ini cukup rentan
dan biaya servisnya sangat mahal, di atas 1 juta rupiah. Selain itu,
jangan coba-coba syuting pakai kaset bekas, walaupun pabrikan masih
merekomendasikan bisa pakai ulang kaset hingga 3 kali. Kaset yang sudah
pernah dipakai, permukaan pitanya akan menjadi agak kasar, sehingga
mempercepat keausan head. Saat ini banyak beredar kaset dengan merk
terkenal tetapi mutunya kurang bagus dan cenderung merusak head. Kaset
yang asli, tandanya adalah ia memakai baut logam untuk menyatukan
belahan body kaset, sedangkan yang kurang bagus, cuma pakai baut plastik
imitasi. Untuk kaset mini DV (DVC) saya sarankan pakai merk Sony,
karena yang merk Panasonic sudah jarang yang asli buatan Jepang,
kebanyakan buatan Cina. Memang selisih harga cukup besar, tetapi untuk
jangka panjang, pakai kaset asli jauh lebih baik. Sedangkan untuk kaset
VHS, periksalah kaset yang anda beli, karena kadang pitanya sudah
jamuran, akibat terlalu lama dalam stok di toko.
Menggunakan kamera panggul adalah lebih mudah daripada pakai
handycam, karena kamera panggul lebih stabil. Karenanya, bila pakai
handycam, jangan zoom jauh lebih dari 5 meter. Dan lakukan latihan
stabilisasi tangan, agar gambar yang diambil tidak terlalu goyang,
terutama saat start dan stop rec. Beberapa teman memodifikasi handycam
dengan menambahkan / merangkaikan benda lainnya, sehingga bisa
dipanggul. Bahkan ada yang membedah kamera M3000 dan isinya ditukar
dengan handycam, sehingga bodynya Panasonic M3000, tetapi isinya adalah
Sony hard disc 80 GB, misalnya. Hasilnya tentu lebih baik dari hasil M
3000, walaupun tak sebaik MD 10000.
(udah larut malam, ntar saya sambung lagi. Maaf, tulisan saya amburadul ).