Dunia Videography sudah bukan hal asing lagi di era digital seperti hari ini.
Banyaknya videographer bermunculan menandakan pekerjaan ini sudah banyak diminati, tidak hanya di dunia broadcast, seni, dan pertelevisian, melainkan sudah menjadi sajian keseharian baik itu diproses secara professional maupun secara bersahaja.
Dunia Videographer atau Videography seringkali berkaitan erat dengan dunia freelance, mungkin itu suatu kondisi atau memang position yang lebih tepat sebenarnya.
Menjamurnya para videographer, editor & cineas muda, cukup banyak yang menjadikan Videography sebagai profesi pilihan bergengsi, dan tidak mau terikat dengan suatu perusahaan broadcasting/pertelevisian atau semacamnya, tidak kurang juga para mahasiswa yang memiliki hobby atau yang menjadikan side job sebagai videographer, cameramen, menunjujjan makin eksisnya para freelancer atau videographer.
Berdasarkan hal tersebut, berikut ini adalah 10 hal yang menarik tentang freelance videography hasil dari pencarian dan sebagiannya adalah pengalaman penulis sendiri.
Yang berprofesi sebagai freelance Videographer (kalau belum bisa) disebut professional videographer, cameraman, video editor, etc.
Para freelance videographer ada yang bekerja di dunia pertelevisian (termasuk untuk TV Online), artwork (termasuk untuk pembuatan video klip para musisi), wedding video & photography, periklanan, dan lain lain.
Para freelance videographer mengaku tertarik dengan pekerjaan ini dikarenakan passion, art, dan menambah “koneksi” serta pengalaman baru yang menarik.
Sebagian dari mereka mengaku sukanya bekerja di bidang ini adalah ada “kepuasan batin” setelah melihat hasil karya sendiri, sharing ilmu, dan terkadang mendapat kesempatan traveling jika mendapat klien di luar kota / pulau.
Dukanya saat proses editing, karena terkadang sulit mencari partner yang “sealiran”. Sebagian dari mereka mengungkapkan, hasil video itu merupakan ciri khas dari
pembuatnya. Artinya proses editing setiap videographer berbeda beda dengan ciri khas masing masing.
Para freelance wedding videographer mengaku tidak akan mematok harga terlalu tinggi jika konsep video yang diinginkan klien berkonsep minimalis dan tidak memerlukan bantuan kru dengan durasi video maksimal 5 menit.
Networking dan freelance videographer itu tak bisa dipisahkan. Ibaratnya bagaimana mereka mau menjual “jasa” jika para klien tidak tahu hanya karena networking yang
terbatas ?
Contoh pentingnya networking bagi para freelance videographer misalnya ketika mereka memiliki banyak kenalan fotografer yang kebetulan tidak memiliki tim video, saat itulah mereka dapat “menjual” jasa mereka.
Contoh manfaat networking lainnya, untuk freelance videographer di bidang musik, mereka mengaku biasanya setelah berhasil shoot video klip satu band / musisi bukan hal yang tak mungkin band / musisi lain akan menggunakan “jasa” mereka.
Sebagian freelance videographer mengaku hasil video yang baik itu adalah video yang bisa memainkan emosi para penontonnya.
Freelance videographer dapat diumpamakan sebagai seorang pelukis dengan kamera sebagai kuas dan komputer sebagai kanvasnya.
Nah Bagaimana ? Apa kira-kira Anda tertarik jadi freelance videographer? Yang penting ikuti passion-mu, termasuk jika Anda meminati dunia videography.
Dengan mencintai pekerjaan, bekerja terasa lebih menyenangkan karena seperti melakukan hobi walaupun sudah jadi profesi, semoga jauh dari kata stress.