Tukang bubur naik haji bukan Cuma sekedar cerita fiksi sinetron televisi.
Nyatanya pada musim haji 1443 Hijriah atau 2022 masehi peristiwa ini memang terjadi.
Warsini, 60, jemaah haji asal Balikpapan, Kalimantan Timur, berhasil mewujudkan mimpinya yang tertanam sejak muda.
Dia rela menabung bertahun-tahun demi menunaikan salah satu rukum islam tersebut.
Akhirnya 12 tahun kemudian dia berhasil menginjak tanah suci Mekkah.
Sejak muda, Warsini sudah pergi dari tanah kelahiran di Kediri, Jawa Timur ke Balikpapan.
Setelah suami tercinta berhenti sebagai pegawai perusahaan, dia memutuskan berjualan bubur dan memiliki cita-cita berhaji.
“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu.
Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” kata Warsini.
Kendati penghasilan dari berjualan bubur tak menentu, dia tetap memaksakan diri untuk rajin menabung demi mendaftar haji.
“Cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” sambungnya.
Ibu anak tiga ini biasa menjual 1 porsi buburnya seharga Rp 7.000. Namun, khusus setiap Jumat menjadi Rp 5.000.
Sedangkan bagi orang yang tidak punya uang, buburnya digratiskan. “Setiap Jumat saya punya program Jumat Berkah.”ucap Warsini.