MINDAFILM.COM – Saat ini pemandian alami atau umbul menjadi salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali. Banyak orang yang berkunjung ke wisata umbul itu, terutama ketika hari libur atau waktu tertentu seperti libur Lebaran.
Salah satu pemandian alami yang ada di Boyolali adalah Umbul Pengging. Total ada tiga kolam pemandian alami yang ada di Umbul Pengging, sementara satu kolam adalah pemandian buatan untuk anak-anak.
Pemandian legendaris yang berada di Desa Dukuh, Kecamata Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah ini tak hanya menawarkan kesegaran air langsung dari mata air, tetapi juga kisah legendanya.
Bahkan tiga kolam pemandian alami di Umbul Pengging mempunyai kisahnya masing-masing. Kompas.com bertemu dengan warga setempat bernama Bapak Wagimin pada Hari Sabut (16/03/2019) yang menceritakan kisah legenda dan sejarah Umbul Pengging.
Umbul Katunda Pak Wagimin menjelaskan jika legenda dan sejarah Umbul Pengging didapatkan secara turun-temurun dari orang tua dan simbahnya.
Menurut dia, dahulu hanya ada satu kolam di Umbul Pengging, yakni yang sekarang bernama Umbul Duda.
Legenda dimulai ketika terjadinya perang antara Keraton Prambanan melawan Keraton Pengging Wanasegara.
Pasukan Keraton Prambanan dipimpin oleh Patih Gupala, sementara Pengging adalah Prabu Damar Maya atau ayah Bandung Bondowoso.
Suatu ketika Bandung Bondowoso diutus untuk pergi ke Keraton Prambanan oleh ayahnya.
Namun ketika sampai lokasi yang sekarang menjadi Umbul Pengging, Bandung Bondowoso merasa haus dan lelah, tetapi tidak ada air di sana.
Ia pun akhirnya melubangi tanah dan akhirnya keluar mata air dan menjadi kolam atau kubangan.
Umbul itu pun awalnya bernama Katunda, berasal dari perjalanan Bandung Bondowoso menuju Prambanan yang tertunda (katunda) karena rasa haus.
Bandung Bondowoso pun melanjutkan perjalanan ke Keraton Prambanan.
Setelah itu, muncul dua mata air lain di sekitar Umbul Katunda yang sekarang menjadi Umbul Temanten dan Umbul Ngabean.
Menjadi Umbul Duda
Meski awalnya bernama Umbul Katunda, sekarang nama pemandian alami ini menjadi Umbul Duda.