Ratusan Warga Baduy Masuk Islam, Pindah ke Kampung Baru dan Serius Dalami Ilmu Agama

Ratusan Warga Baduy Masuk Islam, Pindah ke Kampung Baru dan Serius Dalami Ilmu Agama

Ratusan Warga Baduy Masuk Islam, Pindah ke Kampung Baru dan Serius Dalami Ilmu Agama

Ratusan warga baduy, Kabupaten Lebak memutuskan untuk hijrah memeluk agama Islam. Keputusan mereka menjadi seorang mualaf membuatnya harus angkat kaki daerah adat di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar.

Saat ini mereka tinggal di pemukiman baru yang terletak di Kampung Landeuh, Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

Di tempat itu, para mualaf Baduy rutin melaksanakan pengajian mulai membaca Alquran hingga mendengarkan tausiyah yang disampaikan ustaz di bulan suci Ramadan.

“Kami merasa tenang setelah memeluk agama Islam, bisa belajar mengaji untuk memperdalam nash Alquran, tauhid, fikih dan ibadah salat lima waktu juga puasa Ramadan dan salat tarawih,” kata Kesih Samsiah (40) seorang mualaf warga Baduy, Sabtu (16/5/2020).

Menurut Kesih, tempat tinggalnya saat ini merupakan fasilitas yang disiapkan Yayasan At Taubah BSD Tangerang dengan membangun 45 rumah, namun baru dihuni 35 rumah dengan 120 jiwa.

Mereka tinggal di pemukiman itu sejak tiga tahun terakhir dengan lahan seluas 5 hektare, termasuk pembangunan masjid.

Warga Baduy mualaf itu selama Ramadan lebih memperdalam kajian ilmu agama Islam, disamping anak-anak mereka mendapat bantuan dari yayasan untuk mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pondok pesantren.

BACA JUGA:   Mengenal 6 Tipe Pelanggan dari Mulai yang Cerewet Egois dan Sombong dan Cara Menghadapinya

“Kami di sini bersama kaum ibu-ibu lainnya setiap hari menimba ilmu agama Islam melalui pengajian yang dipandu ustaz itu,”ujarnya

Menurut Kesih, dirinya memeluk agama Islam itu sejak usia 15 tahun bersama kedua orangtuanya, dan kini bersama suami bernama Sudin (40) warga Baduy yang juga menjadi mualaf.

Saat ini, dirinya memeluk agama Islam berawal orangtuanya tinggal di perumahan yang berada di luar kawasan hak ulayat mayarakat Baduy dan menempati bangunan rumah yang menggunakan atap genteng dan tembok.

Penggunaan bangunan perumahan itu tentu bertentangan dengan adat Baduy, sehingga orangtuanya sangat keberatan dengan adat tersebut hingga orangtuanya bernama Arman sekeluarga memeluk agama Islam.

“Kami sekarang tinggal di ………..                           (bersambung ke hal-2)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *