Seorang warga Kampung Karang Anyar, RT 01/01, Desa Karang Anyar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Sukiman, harus merasakan dampak atas perbedaan pilihan politik saat Pilkades 2019 lalu.
Bagaimana tidak, ia hanya bisa pasrah saat rumahnya sudah dikelilingi tembok setinggi lebih dari satu meter yang terbuat dari hebel. Pemagaran ini, disebut-sebut merupakan buntut perbedaan pilihan dirinya saat Pilkades Karang Anyar.
Saat dikonfirmasi, tetangga Sukiman, Sawiyan, membantah tembok tersebut merupakan buntut dari perbedaan pilihan politik saat Pilkades. Ia menegaskan, tembok itu sengaja dibuat lantaran merasa tersinggung dengan ucapan Sukiman kepadanya beberapa waktu lalu.
“Enggak begitu. Kami magar jalan dekat rumah dia karena akibat dia pernah bilang ke kami tidak ikhlas dunia akhirat kalau tanahnya diinjak keluarga kami,” katanya saat dijumpai wartawan, Kamis 26 November 2020.
Selain itu, alasannya melakukan pemagaran di dekat rumah Sukiman, lantaran air limbah rumah tangga dari rumah milik Sukiman mengakibatkan lahan depan rumahnya sering tergenang air.
“Daripada nanti banjir ke rumah saya, yaudah mending ditutup aja. Bahkan pernah orang jatuh karena licin,” ujarnya.
Atas kejadian itu, Sawiyan pun memutuskan untuk menembok sekeliling rumah milik Sukiman. Ia beralasan, prinsip tetangganya itu tidak bertentangan dengan niatnya untuk membangun pagar di rumah tersebut.
“Khawatir karena hal itu, makanya kami lakukan pemagaran,” tuturnya.
Sementara saat dikonfirmasi, Camat Kemiri Hadiyanto memastikan akan meminta kepala desa memediasikan kedua warga untuk menyelesaikan konflik tersebut. Sebab, konflik keduanya sudah disebut sensitif karena menyangkut hak politik saat Pilkades 2019.
“H tentram berdampingan dengan tetangga adalah hal yang jauh lebih baik daripada meski bermusuhan. Nanti saya akan kroscek ke lapangan, sekaligus cari solusi terbaik untuk ke dua pihak,” katanya.
Source : bantenhits.com