Nur Aini (47), wanita paruh baya warga Lingkungan Sukamaju, RT/RW 01/06, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, kini hanya terbaring lemas menahan sakit bekas operasi pengangkatan benjolan besar pada payudara sebelah kanan.
Sudah setahun terakhir, Nur Aini harus pulang pergi ke rumah sakit karena benjolan yang kemudian divonis dokter sebagai penyakit kanker tersebut.
Diakuinya, ia membiarkan bejolan yang tumbuh pada payudaranya itu selam kurang lebih 15 tahun.
Bukan tanpa alasan, keterbatasan ekonomilah yang membuatnya megurungkan niatnya tersebut melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis.
“Tadinya kecil seukuran telur puyuh. Januari 2020 itu mulai membengkak dan memaksa saya harus dibawa ke rumah sakit,” kata Nur Aini, kepada BCO di kediamannya, Selasa malam 19 Januari 2021.
Sebelum menjalani operasi di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, beberapa bulan ke belakang, ia harus menjalani perawatan di RSUD Banten untuk dilakukan Biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium).
Karena kondisinya semakin memburuk dan divonis mengidap kanker payudara stadium 3, Nur Aini kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Dharmais untuk dilakukan tindakan operasi.
“Di Dharmais dirawat 2 minggu, benjolan itu ukuran 5 kilogram dengan dan besarnya 43 centimeter,” jelasnya.
Lebih lanjut, wanita empat orang anak ini menuturkan, selama perawatannya itu Nur Aini dibantu tetangga dan keluarganya lantaran keterbatasan ekonomi, ia juga menyatakan, ketika dirawat di RSUD Banten menggunakan fasilitas Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Hal itu dikarenakan, fasilitas BPJS yang disediakan pemerintah tersebut menunggak pembayaran sehingga belum bisa digunakan sebelum terlunasi.
Ia mengungkapkan, suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek keliling belum mampu untuk membawanya ke rumah sakit besar untuk mengobati penyakitnya tersebut.
“Suami tukang ojek, tau sendirilah mas berapa penghasilan tukang ojek sekarang, pulang paling bawa Rp.15 ribu untuk kebutuhan belum tentu mencukupi,” imbuhnya.