Inilah kisah dari Moh Fauzan (32 thn) seorang tuna netra sejak lahir dan istrinya Hatima (30 thn) yang tuna daksa pada kaki dan tangan.
Dengan keterbatasan yang mereka miliki membuat mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Fauzan sehari-hari menjaga kios bensin eceran milik orang yang jauh dari rumahnya dan sang istri menunggu panggilan untuk menjemur tembakau dan jagung apabila musim panen datang.
Apabila tak lagi musim panen, Hatima tak bisa berbuat banyak dan hanya menunggu suaminya pulang seminggu sekali.
Kondisi Fauzan yang buta tak mampu membedakan nominal uang yang ia terima dari jualan bensin.

Sering kali ia ditipu orang dengan menipu jumlah nominal dan membawa bensin ecerannya tanpa membayar.
Kalau sudah begitu ia hanya bisa mengelus dada. Padahal dari 1 liter botol ia mendapat laba yang tak seberapa.
Fauzan hanya pulang ke rumah ketika 1 jerigen penuh telah habis terjual dengan membawa upah 30 ribu dan harus menunggu bahkan sampai 1 minggu lebih atau jika dihitung per harinya ia hanya mendapat untung 4 ribu saja untuk makan berdua.
Rumahnya pun jauh dari kata layak, hanya beralas tanah berdinding sirap kayu yang sudah lapuk tanpa MCK.
Sahabat, mari bersama berikan hidup layak untuk kedua difabel ini, dengan cara klik: Kitabisa.com